Pada awalnya Sunat/Khitan di Jogja dirintis pertama kali oleh Bapak Raden Panewu Sutadi Hadiwiyoto/Guru Besar Juru Supit Bogem atau yang banyak dikenal dengan nama Pak Tadi sejak tahun 1940an di Gampingan Wirobrajan Yogyakarta.
Beliau telah mencatat sejarah sebagai Ahli Sunat/Khitan Kraton Yogyakarta. Hampir semua putra dan kerabat dari Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX disunat oleh beliau tidak terkecuali pula para kerabat dari Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta.
“Sang Empu” memberikan tongkat estafet “Ilmu Sunat/Khitan” itu kepada keturunannya dengan nama Rumah Supit Pak Mantri Pojok Walson yang bertempat di pojok sebelah timur pabrik besi baja Walson Purosani (sekarang menjadi Hotel Melia Purosani) di Jl Mayor Suryotomo Yogyakarta. Mulai th 2010 s/d sekarang dengan nama RUMAH SUNAT PAKUALAMAN di Jl. Purwanggan 55A Pakualaman Yogyakarta.
Sekarang sudah didukung keturunannya baik yang dokter, perawat bedah, apoteker dan psikolog yang
sudah sangat berpengalaman.
Sunat adalah tindakan menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis (wikipedia)
Sunat/Khitan tidak boleh sembarangan membuang preputium/kulit kelamin/kulup terutama kulit bagian bawah glands/kepala penis yang sangat sensitif dan penting untuk laki-laki ketika dewasa.
Banyak pelaksana sunat yang mengabaikan hal ini karena alasan estetika saja. Membersihkan semua kulit/kulup sehingga akan hilang juga rasa sensitif yang
seharusnya dipertahankan.
Kesalahan ini akan bisa menyesal dikemudian hari lho……